Pages

Banner 468

Senin, 01 Desember 2008

KONDISI YANG MENGANGU PROGRAMMER

 
Berikut ini hanya catatan kecil, yang mungkin lebih bisa dirasakan oleh mereka sesama programmer, terutama programmer yang menjadi amunisi sebuah perusahaan. Bukan yang freelancer atau yang berdiri sendiri.


1. Kebanyakan Interupsi

Saat sedang coding, penggunaan kedua otak kanan dan otak kiri benar-benar dioptimalkan. Berimajinasi dan berlogika.
Sejak awal coding banyak hal yang diingat, disimpan, direncanakan, dikira-kira, disiasati, menyusun secara dinamis flowchart program di otak (selain yang di kertas, kalau ada).
Seandainya di tengah proses coding ada interupsi dari menejer, bos, pacar, teman sebelah meja, bakso lewat, whatever, yang membutuhkan menghandle hal lain, maka nanti saat memulai coding programmer harus mulai menyusun lagi dan mengingat-ingat apa yang tadi telah tersusun. Repot.

Hal ini yang jarang diketahui oleh pihak lain. Kebanyakan menganggap coding itu seperti tukang bangunan yang menyusun batu bata (meskipun aku belum pernah jadi tukang batu), yang bisa dilanjutkan kapan saja dengan mudah. Mereka dengan mudah mengatakan 'pak, bisa kesini sebentar?', menyuruh melakukan hal yang lain, dan berharap saat kembali ke meja kita dapat kembali ke state yang tadi. Angel bos.


2. Rencana tidak Terencana

Develop program memang harus dinamis, mampu mengakomodasi perubahan kebutuhan. Namun jika perubahan sangat mendasar dilakukan saat finishing, bisa-bisa merombak banyak hal, bahkan membuat apa yang telah dikerjakan sebelumnya menjadi sia-sia.
Ya, itu adalah masalah bagaimana menyusun struktur program yang baik sehingga mudah untuk diubah-ubah.
Namun yang dibahas adalah betapa jika si menejer tidak merancang kebutuhannya dengan baik, dan menganggap bahwa perubahan itu mudah dilakukan, serta merasa tidak apa-apa kalau pekerjaan sebelumnya menjadi terbuang sia-sia.


3. Menejer tidak memahami dunia coding

Ya ya, menejer tugasnya adalah memenej proses, tidak harus berhadapan atau memahami hal teknis.
Namun jika menejer blank tentang dunia programming, ada kalanya mengeluarkan perintah untuk mengerjakan sesuatu yang mendekati mustahil। Bisa sih bisa, tapi kadang gak worth dengan hasil yang didapat. Saat mengerjakan hal yang kita tau aneh kayak gitu, perasaan biasanya tertekan. Huh.

di ambil dari http://www.mahesajenar.com/